Ketua Pokdarwis Paparkan Keunggulan Desa Wisata Mekarsari dalam Forum Peningkatan SDM Pariwisata Berkelanjutan
Ketua Pokdarwis Paparkan Keunggulan Desa Wisata Mekarsari dalam Forum Peningkatan SDM Pariwisata Berkelanjutan
Lombok Tengah, 22 November 2024 — Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Mekarsari, Abdul Satar, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Desa Mekarsari, tampil sebagai narasumber dalam kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Pariwisata Berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 22–23 November 2024, bertempat di Hotel Illira Lite Penujak, Kabupaten Lombok Tengah.
Di hadapan peserta dari perwakilan desa wisata se-Pulau Lombok serta perwakilan Kementerian Pariwisata, Abdul Satar menjelaskan perjalanan dan perkembangan Desa Mekarsari sebagai desa wisata berbasis potensi lokal. Ia menegaskan bahwa sebelum tahun 2018, Desa Mekarsari belum mengenal pariwisata secara serius.
“Sebelum 2018, kami belum mengenal pariwisata sebagai potensi ekonomi desa. Peran Pemerintah Desa yang visioner, didukung oleh masyarakat dan lembaga desa seperti Pokdarwis dan BUMDes, menjadi titik awal lahirnya Desa Wisata Mekarsari yang kini menjadi perhatian publik,” jelas Abdul Satar.
Dalam pemaparannya, ada enam poin utama yang disampaikan Abdul Satar untuk menggambarkan kekuatan dan pengalaman Desa Wisata Mekarsari:
1. Daya Tarik Utama Wisata
Desa Mekarsari dikenal dengan hamparan sawah luas yang membentang hampir di seluruh wilayah desa. Sekitar 72% dari total luas desa merupakan lahan pertanian aktif, yang menjadi pemandangan eksotis bagi wisatawan. Pertanian dan keindahan pedesaan menjadi atraksi utama.
2. Peran Pemerintah Desa, Pokdarwis dan BUMDes
Ketiga lembaga ini memiliki peran yang saling melengkapi. Pemerintah Desa sebagai investor dan regulator, Pokdarwis sebagai penggerak destinasi dan kesadaran masyarakat, serta BUMDes sebagai pengelola utama sektor wisata, berhasil menciptakan sinergi dalam membangun Taman Wisata Desa Mekarsari di Dusun Karang Kates.
Selain itu, berbagai tradisi lokal seperti Malean Sampi, Begasap, Rowah Tolak Bala’, dan tradisi adat lainnya menjadi konten budaya yang menarik bagi wisatawan.
3. Jumlah dan Segmentasi Pengunjung
Keindahan Desa Wisata Mekarsari terbukti menarik perhatian wisatawan, khususnya dari kalangan lokal. Pada awal tahun 2021, tercatat kunjungan mencapai 30.000 pengunjung dalam satu bulan, didominasi oleh rombongan keluarga, siswa PAUD, TK, SD, mahasiswa, serta komunitas yang melakukan kegiatan outbound dan camping. Bahkan beberapa kunjungan datang dari desa-desa lain yang ingin studi banding tentang tata kelola desa wisata.
4. Kelembagaan dan Tata Kelola Pariwisata
Tata kelola pariwisata Desa Mekarsari dilakukan oleh tiga pilar utama:
-
Pemerintah Desa: perencana, pembina dan pengatur regulasi.
-
Pokdarwis: perintis, promotor destinasi, penggerak SDM masyarakat.
-
BUMDes: operator pengelola unit-unit usaha wisata.
Keharmonisan antar lembaga ini mempercepat pembangunan infrastruktur wisata dan pelayanan di destinasi.
5. Tantangan Pengembangan Desa Wisata
Abdul Satar juga mengungkap sejumlah tantangan utama:
-
Permodalan yang terbatas untuk ekspansi destinasi.
-
Kapasitas SDM di bidang wisata masih perlu ditingkatkan.
-
Kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan menyambut wisatawan masih dalam tahap pembinaan.
-
Pengelolaan sampah masih menjadi isu prioritas dalam keberlanjutan lingkungan desa wisata.
6. Penerapan Konsep Blue-Green Circular Economy (BGCE)
Mekarsari telah memulai penerapan prinsip Circular Economy dalam pengelolaan lingkungan. Contohnya, sampah plastik didaur ulang menjadi vas bunga, tas, dan cinderamata, serta penggunaan biogas sebagai energi alternatif meskipun belum optimal.
Penutup
Di akhir presentasinya, Abdul Satar menekankan bahwa pariwisata bukan semata urusan destinasi, tetapi soal keterlibatan masyarakat, tata kelola yang baik, dan kesadaran untuk menjaga nilai-nilai lokal. Komitmen tersebut telah membawa Desa Mekarsari menjadi salah satu contoh sukses pengembangan desa wisata berkelanjutan di wilayah Nusa Tenggara Barat.
“Kami bukan desa dengan potensi luar biasa, tapi kami desa yang punya semangat luar biasa untuk belajar dan berkembang. Dan kami percaya, pariwisata adalah jalan untuk masa depan desa,” tutupnya.
Jamiri Adnan
21 November 2024 15:01:25
Kami sebagai masyarakat sangat mendukung adanya kegiatan pelatihan jurnalistik yang di selenggarakan...